Sistem Listrik dan Kabel pada Pesawat: Urat Nadi Keselamatan di Udara
- Jatim Raya Group
- Jul 5
- 2 min read

Saat duduk nyaman di kursi pesawat, jarang kita menyadari bahwa ribuan kabel dan sistem listrik tersembunyi di balik dinding kabin bekerja keras menjaga penerbangan tetap aman dan nyaman. Dalam dunia penerbangan modern, listrik bukan hanya pelengkap—ia adalah penyelamat.
Bagaimana Sistem Listrik Pesawat Bekerja?
Pesawat modern menggunakan jaringan listrik AC 115V/400Hz dan DC 28V, dengan sumber daya utama dari generator yang terhubung ke mesin. Sebagai cadangan, ada Auxiliary Power Unit (APU)—turbin kecil yang menghasilkan listrik saat di darat atau ketika mesin mati—dan baterai untuk kondisi darurat.
Sistem listrik ini mengalir melalui kabel-kabel dengan standar tinggi yang dirancang untuk:
Instrumen navigasi dan komunikasi
Lampu kabin dan lampu luar
Kontrol permukaan (flap, elevator, dll.)
Pompa bahan bakar dan hidraulik
Sistem pendingin udara
Berbeda dengan kabel instalasi darat seperti NYY, NYM, atau NYAF yang sering kita gunakan di rumah atau kantor, pesawat memakai kabel berspesifikasi khusus seperti MIL-W-22759 (Teflon/PTFE) yang tahan api, tahan panas hingga 200°C, bebas asap dan toksisitas rendah (LSZH), serta mampu menahan getaran dan gangguan elektromagnetik.
Contoh Nyata: Ketika Listrik Gagal dan Menyelamatkan
Meski sangat andal, sistem listrik pesawat juga pernah gagal—dan di saat lain justru menjadi penyelamat. Berikut beberapa kisah nyata yang menunjukkan pentingnya kabel dan listrik pada pesawat:
Ketika Gagal
✈️ Swissair Flight 111 (1998)
Korsleting di kabel sistem hiburan menyebabkan kebakaran di atas kokpit, merusak sistem kontrol dan menyebabkan kecelakaan fatal.
✈️ Japan Airlines Flight 123 (1985)
Meskipun utamanya akibat kegagalan struktur, kerusakan kabel memperparah situasi hingga sebagian besar kendali hilang.
Ketika Menyelamatkan
✈️ Air Transat Flight 236 (2001)
Kehabisan bahan bakar membuat mesin dan daya utama mati. Pilot mengandalkan baterai cadangan untuk pendaratan darurat di Azores—semua penumpang selamat.
✈️ US Airways Flight 1549 (2009)
Setelah kedua mesin mati akibat serangan burung, sistem baterai dan APU tetap menyuplai daya sehingga pilot bisa mendarat darurat di Sungai Hudson.
✈️ Qantas Flight 32 (2010)
Ledakan mesin merusak sistem listrik, tetapi redundansi wiring yang baik memungkinkan pilot mengendalikan pesawat hingga mendarat aman di Singapura.
✈️ British Airways Flight 5390 (1990)
Setelah kaca kokpit copot, sistem listrik tetap berjalan, memungkinkan co-pilot mendaratkan pesawat.
Standar Kabel Pesawat: Lebih dari Sekadar Tahan Panas
Kabel pada pesawat harus memenuhi syarat ekstrem, antara lain:
Tahan panas hingga 200°C
Ringan, namun kuat terhadap getaran
Bebas asap, toksisitas rendah (LSZH)
Isolasi Teflon/PTFE atau ETFE
Reduksi berat dan risiko kebakaran pada model modern seperti Boeing 787 atau Airbus A350 dengan penggunaan serat optik.
Inspirasi untuk Instalasi di Darat
Meski kabel Masko seperti NYY, NYM, dan NYAF tidak digunakan di pesawat, prinsip yang sama berlaku: kualitas kabel menentukan keselamatan. Kabel Masko menggunakan tembaga murni 99,99% dengan isolasi PVC berstandar SNI yang sudah cukup untuk rumah, kantor, atau industri .
Kesimpulan
Sistem listrik dan kabel pada pesawat bukan hanya mendukung kenyamanan, tetapi juga jadi penentu hidup-mati dalam situasi darurat. Redundansi, spesifikasi tinggi, dan pemasangan yang presisi adalah kunci. Demikian juga di rumah dan kantor Anda: pilihlah kabel yang berkualitas untuk melindungi keselamatan keluarga dan aset Anda.
🔌 Temukan Kabel Terbaik
Untuk instalasi listrik di rumah atau kantor yang aman, kunjungi www.maskoelectrical.com untuk produk kabel ber-SNI dengan kualitas tembaga murni.
Comments