Circuit Breaker: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya
- Jatim Raya Group
- Feb 17
- 2 min read

Circuit breaker atau pemutus sirkuit adalah perangkat pengaman listrik otomatis yang berfungsi untuk memutus aliran listrik ketika terjadi kelebihan beban (overload) atau korsleting (short circuit). Tidak seperti sekering yang hanya bisa digunakan sekali, circuit breaker dapat di-reset secara manual atau otomatis agar kembali beroperasi normal. Oleh karena itu, perangkat ini sangat penting dalam instalasi listrik rumah tangga, industri, dan komersial guna mencegah kerusakan perangkat serta risiko kebakaran.
Fungsi Circuit Breaker
Circuit breaker memiliki dua fungsi utama:
Proteksi Overload: Memantau dan menghentikan aliran listrik ketika terjadi peningkatan arus yang melebihi kapasitas dalam waktu tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan alat listrik yang berlebihan.
Proteksi Short Circuit: Secara cepat memutus arus listrik ketika terjadi hubungan pendek yang dapat menyebabkan lonjakan arus listrik secara tiba-tiba.
Selain itu, differential circuit breaker juga dapat melindungi pengguna dari sengatan listrik dengan mendeteksi kebocoran arus listrik ke tanah.

Jenis-Jenis Circuit Breaker
Berdasarkan karakteristik dan aplikasinya, circuit breaker dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Mekanisme Pemutusan
Tipe | Cara Kerja | Aplikasi |
Thermal | Menggunakan plat bimetal yang melengkung saat panas | Proteksi overload jangka panjang |
Magnetic | Memanfaatkan gaya elektromagnetik dari kumparan | Proteksi short circuit |
Thermal-Magnetic | Kombinasi thermal & magnetic | Perlindungan komprehensif |
Vacuum (VCB) | Memadamkan busur listrik dalam ruang hampa | Industri tegangan menengah |
2. Berdasarkan Kapasitas Arus
MCB (Miniature Circuit Breaker): Kapasitas hingga 125A, umumnya digunakan untuk instalasi rumah tangga.
MCCB (Molded Case Circuit Breaker): Kapasitas hingga 2.500A, sering digunakan untuk aplikasi industri.
ACB (Air Circuit Breaker): Di atas 2.500A, menggunakan udara sebagai media pemadam busur listrik.
3. Berdasarkan Klasifikasi Tambahan
Jumlah kutub: 1P, 2P, 3P (sesuai jumlah fase listrik dalam instalasi).
Time-current characteristic (Kurva B/C/D/K/Z): Menentukan kecepatan respons terhadap overload dan jenis beban yang digunakan.
Cara Kerja Circuit Breaker
Circuit breaker bekerja dengan menggabungkan proteksi termal dan elektromagnetik sebagai berikut:
Proteksi Termal:
Menggunakan plat bimetal yang akan memuai saat terkena panas akibat arus berlebih.
Pemuaian ini menyebabkan plat melengkung, lalu mengaktifkan mekanisme pegas untuk memutus sirkuit.
Proteksi Elektromagnetik:
Saat terjadi korsleting, arus listrik melonjak drastis.
Kumparan dalam circuit breaker menghasilkan medan magnet yang menarik tuas pemutus sirkuit dalam waktu singkat (0,01-3 detik).
Setelah gangguan teratasi, circuit breaker dapat di-reset dengan menekan tuas atau tombol ON/OFF.
Tips Memilih Circuit Breaker
Sesuaikan rating arus dengan kebutuhan listrik Anda. Misalnya, 6A untuk lampu dan 16A untuk stop kontak.
Pilih tipe kurva yang sesuai dengan aplikasi (B untuk rumah tangga, D untuk motor listrik industri).
Pastikan produk memiliki sertifikasi SNI atau IEC untuk menjamin keamanan dan kualitasnya.
Gunakan differential circuit breaker untuk perlindungan lebih terhadap sengatan listrik.
Dengan memahami fungsi dan jenis circuit breaker, Anda dapat memilih perangkat yang sesuai untuk kebutuhan instalasi listrik guna mencegah risiko overload dan korsleting. Untuk pemasangan yang aman dan sesuai standar, selalu konsultasikan dengan teknisi listrik bersertifikat.
Kunjungi www.maskoelectrical.com untuk menemukan berbagai produk MASKO berkualitas tinggi yang cocok untuk rumah, kantor, maupun bisnis Anda!




Comments